Jumat, 30 November 2012

TAREKAT RIFA'IYAH



BISMILLAHI AR-RAHMANI AR-RAHIM

Dalam agama Islam, banyak sekali aliran keagamaan yang berkembang, baik dalam bidang ilmu kalam [theologi] atau akidah, fiqh, tasawuf dan lainnya. Dibandingkan bidang theologi [kalam] dan fiqh, aliran yang paling banyak berkembang adalah tasawuf. Setidaknya, banyak cara umat Islam mendekatkan diri kepada Allah melalui pendekatan olah spiritual [hati], khususnya tasawuf.

Dalam ilmu tasawuf, salah satu upaya yang dikembangkan untuk Taqarrub Ilallah [mendekatkan diri kepada Allah] adalah mengikuti tarekat. Kata Tarekat berasal dari bahasa Arab, yakni thariqah, yang artinya jalan. Sedikitnya terdapat 42 tarekat mu'tabarah [terkenal] di dunia. Mulai dari Tarekat Qadiriyah, Naqsabandiyah, Syadziliyah, Sammaniyah, Tijaniyah, Khalwatiyah, Syattariyah, Khalidiyah, Mufaridiyah, hingga Rifa'iyah.

RIFA'IYAH PERTAMA MUNCUL DI IRAK

Tarekat Rifa'iyah, Khususnya, pertama kali muncul dan berkembang di wilayah Irak bagian Selatan. Pendirinya adalah Abul Abbas Ahmad bin Ali ar-Rifa'i. Ia lahir di Qaryah Hasan, dekat Basrah, Irak bagian selatan, pada tahun 500 H/ 1106 M. Sedangkan, sumber lain menyebutkan, ia lahir pada tahun 512 H/ 1118 M.

Abu Bakar Aceh dalam buku pengantar Ilmu Tarekat, Kajian Historis [sejarah] tentang Mistik memaparkan, ar-Rifa'i menghabiskan hampir seluruh hidupnya di wilayah Irak bagian Selatan. Sewaktu berusia tujuh tahun, ayahnya meninggal dunia. Ia lalu diasuh pamannya, Mansur al-Batha'ihi, seorang syekh Tarekat. Selain menuntut ilmu pada pamannya tersebut, ia juga berguru pada pamannya yang lain, Abu al-Fadhl Ali al-Wasiti, terutama tentang mazhab fiqh Imam Syafi'i. Pada usia 21 tahun, ia telah berhasil memperoleh ijazah dari pamannya dan khirqah sembilan sebagai pertanda sudah ada wewenang untuk mengajar. John L Esposito dalam Ensiklopedia Oxford: Duni Islam Modern menyebutkan, garis keturunan sufi ar-Rifa'i sampai kepada Junaid al-Baghdadi [wafat 910 M] dan Sahl al-Tustari [wafat 896 M]. Pada tahun 1145 M, ar-Rifa'i menjadi syekh tarekat ini ketika pamannya [yang juga merupakan syekh/gurunya] menunjuknya sebagai pengganti. Dia kemudian mendirikan pusat tarekat sendiri di Umm Abidah, sebuah desa di Distrik Wasit tempat dia wafat kelak.

Tarekat Rifa'iyah berbeda dengan organisasi kemasyarakatan [ormas] Rifa'iyah yang ada di Indonesia. Organisasi kemasyarakatan [ormas] Rifa'iyah didirikan oleh Syekh Haji Ahmad ar-Rifa'i al-Jawi bin Muhammad bin Abi Sujak bin Sutjowijoyo, lahir pada tanggal 9 Muharram 1200 H/ 1786 M, di desa Tempuran Kabupaten Kendal.

PERKEMBANGAN RIFA'IYAH

Tarekat Rifa'iyah yang juga merupakan tarekat sufi sunni ini, memainkan peran penting dalam pelembagaan sufisme. Di bawah bimbingan ar-Rifa'i, tarekat ini tumbuh subur. Dalam kurun waktu yang tidak begitu lama, tarekat ini berkembang keluar Irak, di antaranya Mesir dan Syria [Suriyah]. Hal tersebut disebabkan murid-murid tarekat ini menyebar ke seluruh Timur Tengah. Dalam perkembangan selanjutnya, Tarekat Rifa'iyah berkembang di kawasan Anatolia, Turki, Eropa Timur, wilayah Kaukasus dan kawasan Amerika Utara. Para murid Rifa'iyah membentuk cabang-cabang baru di tempat-tempat tersebut. Setelah beberapa lama, jumlah cabang Tarekat Rifa'iyah meningkat dan posisi Syekh pada umumnya turun temurun. Tarekat ini juga tersebar luas di Indonesia, misalnya di daerah Aceh terutama di bagian barat dan utara, Jawa, Sumatera Barat dan Sulawesi. Namun di daerah Aceh, tarekat ini dikenal dengan sebutan Rafai, yang memiliki makna tabuhan rabana yang berasal dari perkataan dan penyebar tarekat ini. Meskipun berada di tempat-tempat lain, menurut Esposito, "Tarekat Rifa'iyah paling signifikan berada di Turki, Eropa Tenggara, Mesir, Palestina, Suriyah, Irak dan Amerika Serikat. Pada akhir masa kekuasaan Turki Utsmaniyah [Ottoman], Rifa'iyah merupakan terekat penting. Keanggotaannya meliputi sekitar tujuh persen dari jumlah orang yang masuk tarekat sufi di Istanbul". Tulis Esposito.

PENDIRI TAREKAT RIFA'IYAH

Tarekat Rifa'iyah didirikan oleh Abul Abbas Ahmad bin Ali ar-Rifa'i. Ia lahir di daerah Irak bagian selatan, tepatnya di Qaryah Hasan, Basrah, tentang kelahirannya simpan siur ada yang mengatakan sekitar tahun 1106 M. Namun ada juga yang mengatakan tahun 1118 M. Ia mendapat gelar Muhyiddin [penghidup agama] dan Sayyid al-Arifin [penghulu para orang Arif]. Ia terkenal dengan spiritualnya yang sangat tinggi. Menurut sejumlah literatur, Syekh Ahmad Rifa'i ini dikenal sebagai orang yang sangat tawadhu dan sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah subhanahu wata'ala. Bahkan sejumlah pengikutnya meyakini Syekh ar-Rifa'i mendapat anugerah dari Allah, sebagai salah seorang yang mampu menyembuhkan penyakit lepra [kusta], kebutaan dan lainnya. Sejak kecil ia sudah memiliki berbagai keistimewaan. Pada usia 21 tahun ia sudah mendapatkan ijazah dari pamannya untuk mengajar. Syekh Rifa'i wafat pada tahun 587 Hijriyah.

PARA MURSYID TAREKAT RIFA'IYAH

Setiap tarekat selalu di pimpin oleh seorang tokoh sentral yang di sebut dengan Mursyid, Syekh atau Guru. Demikian pula dengan Tarekat Rifa'iyah. Entah, siapa kini yang menjadi tokoh sentral utamanya, sebab tarekat ini berada di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Mesir, Palestina, Turki, bahkan Asia Tenggara. Tarekat Rifa'iyah di wilayah ini memiliki mursyid masing-masing. Para mursyid itu mengajarkan ajaran tarekat berdasarkan kondisi wilayahnya.

TAREKAT RIFA'IYAH DI TURKI

Perkembangan Tarekat Rifa'iyah semasa pemerintahan Turki Utsmaniyah [Ottoman] terbilang sangat pesat. Sejarah mencatat beberapa mursyid [pemimpin] Tarekat Rifa'iyah di Turki, salah seorang diantaranya adalah Syekh Abu al-Huda Muhammad al-Shayyadi [1850-1909 M]. Syekh Shayyadi mendirikan salah satu cabang penting Tarekat Rifa'iyah. Karena pengaruh yang dimiliki Syekh Shayyadi terhadap Sultan Abdul Hamid II, Tarekat Rifa'iyah menjadi tarekat resmi yang dianut kesultanan Ottoman. Pada masa berikutnya sebagaimana yang ditulis oleh John L Esposito, dalam Ensiklopedia Oxford: Dunia Islam Modern, di Turki dikenal sosok bernama Kenan Rifa'i [wafat 1950 M]. Syekh Kenan, tinggal di lingkungan yang mencakup banyak orang Turki yang berbudaya dan berpendidikan tinggi, termasuk perempuan dan orang Kristen. Syekh Kenan mengajarkan sufisme sebagai universal. Kecenderungan ini di modifikasi oleh Samiha Ayverdi membimbing orang-orang yang setia kepada ajaran Syariati setelah Syekh Kenan wafat, dengan terbit karya politiknya di Istambul pada tahun 1979, yang berjudul: "Let Us Be Not Slaves but Masters".

TAREKAT RIFA'IYAH TIMUR TENGAH

Tarekat Rifa'iyah hadir secara signifikan di Mesir, Libanon, Palestina, Suriyah dan tempat kelahirannya, Irak. Pada awal abad ke-19, ungkap Esposito, di Mesir tidak ada otoritas pusat dikalangan Rifa'iyah. Namun sejak tahun 1950, pemimpin tertinggi Tarekat Rifa'iyah di Mesir adalah Mahmud Kamal Yasin, yang juga merupakan ketua cabang Amriyah dari tarekat tersebut.

Kaum Rifa'iyah Mesir, yang seperti kebanyakan kaum sufi Mesir, merasa bahwa salah satu faktor yang membedakan kaum sufi muslim lainnya adalah kesetiaan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan kelurganya.

Di Palestina pada tahun 1981, Syekh Rifa'iyah aktif yang utama adalah, Kamil al-Jabari dari Hebron dan Nazhmi Aukal dari Nablus.

Kaum Rifa'iyah di Tripoli Lebanon, mulai aktif sejak tahun 1984. Pada saat itu terdapat lima Zawiyah terkenal yang masih memperaktekkan ritual dzikir.

Di Suriyah, setelah Naqsabandiyah, Rifa'iyah merupakan tarekat yang tersebar luas dan dinamis sejak awal 1980-an, cabang Suriyah yang paling signifikan adalah Abdul al-Hakim Abdul al-Basith al-Saqbani. Dia dan orang-orang yang berkaitan dengannya telah menerbitkan banyak tulisan Syekh Rifa'iyah.

Cabang utama Tarekat Rifa'iyah di Irak telah di pimpin oleh keluarga al-Rawi. Beberapa tahun terakhir dibawah arahan Syekh Khasyi al-Rawi dari Baghdad, kaum Rifa'iyah di Irak seperti halnya di Suriyah menerbitkan sejumlah naskah Rifa'iyah lama.

Rifa'iyah Amerika Serikat di negeri Paman Sam, setidaknya terdapat tiga cabang Rifa'iyah. Syekh Taner Vargonen, yang berbasis di California Utara, yang memiliki garis keturunan Qadiriyah - Rifa'iyah, yang berasal dari Muhammad Anshari [wafat 1978], dari Istambul. Sejak tahun 1972, seorang Rifa'iyah Turki lainnya, Mehmed Catalkaya [Serif Baba], telah mengawasi pendirian Sekte di Chapel Hill, North Carolina dan Manhattan. Syekh Serif Baba adalah Burhan Efendi Darilzmir. Cabang Rifa'iyah ketiga terletak di negara bagian New York. DR. Muhyiddin Shakoor, seorang psikolog konseling menuliskan keterlibatannya dengan mereka di dalam bukunya yang berjudul, "The Writing on Water". Ia menghubungkan para Syekh Tarekat Rifa'iyah cabang New York ini secara garis keturunan dengan kaum Rifa'iyah di Kosovo. Wallahu A'lam.

ROL Versi Tasawuf.
http://boegis.heck.in

Tidak ada komentar:

Posting Komentar