Jumat, 30 November 2012

Sejarah dan Perkembangan "TAREKAT KHALWATIYAH" [4-Habis]


by Jerry on 12:32 PM, 24-Aug-12
- Ketiga, Huwa [Dia]. Dzikir pada tingkatan ketiga ini disebut an-Nafs al-Mulhamah [jiwa yang terilhami]. Jiwa ini dianggap yang terbersih dan telah diilhami oleh Allah subhanahu wata'ala sehingga bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
- Keempat, Haq [Maha benar]. Tingkatan jiwa ini disebut an-Nafs al-Muthmainnah [jiwa yang tenang]. Jiwa ini, selain bersih, juga dianggap tenang dalam menghadapi segala problem hidup ataupun guncangan jiwa lainnya.
- Kelima, Hay [Maha hidup]. Dzikir pada tingkatan ini disebut juga dzikir an-Nafs ar-Radhiyah [jiwa yang ridha]. Jiwa ini semakin bersih, tenang, dan ridha [rela] terhadap apa yang menimpa pemiliknya, karena semua itu semata-mata pemberian Allah subhanahu wata'ala.
- Keenam, Qayyum [Maha jaga]. Tingkatan jiwa ini disebut juga an-Nafs Mardhiyah [jiwa yang diridhai]. Jiwa ini semakin bersih, tenang, dan ridha terhadap semua pemberian Allah subhanahu wata'ala serta juga mendapatkan keridhaan-Nya.
- Ketujuh, Qahhar [Maha perkasa]. Jiwa ini disebut juga an-Nafs al-Kamilah [jiwa yang sempurna]. Dan, inilah jiwa terakhir atau puncak jiwa yang paling sempurna yang akan terus mengalami kesempurnaan selama hidup pemiliknya.

Inti dari tujuh tingkatan dzikir tersebut didasarkan kepada ayat-ayat Al-Qur'an:
- Tingkatan pertama didasarkan firman Allah subhanahu wata'ala: "Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan." [QS. Yusuf 53].
- Tingkatan kedua, Allah berfirman:
"Dan, Aku tidak bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali [menegur dirinya]." [QS. al-Qiyamah 2].
- Tingkatan ketiga dari Allah berfirman:
"Demi jiwa dan yang menyempurnakannya. Lalu menunjukkan kepadanya [jalan] kejahatannya dan [jalan] kebaikannya." [QS. as-Syams 7-8].
- Tingkatan keempat, Allah berfirman:
''Wahai jiwa yang tenang.'' [QS. al-Fajr 27].
- Tingkatan kelima dan keenam, Allah berfirman:
''Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai.'' [QS. al-Fajr 28].
- Sementara itu, untuk tingkatan ketujuh yang sudah sempurna atau yang berada diatas semua jiwa, secara eksplisit tidak ada dalam Al-Qur'an, karena kitab suci ini seluruhnya merupakan kesempurnaan dari semua dzikir dan jiwa pemiliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar